Kamis, 03 April 2008

Apa Arti Tangisan Anda: Seri Psikologi Islam

APA ARTI TANGISAN ANDA:

Seri Psikologi Islam

Penulis: Abdul Mujib, M.Ag

Jakarta: Srigunting. PT RajaGragindo Persada

Cet-1 2002, cet-2 2004

Hal xxiv, 106. 21 cm

Bibliografi hlm 101

ISBN: 979-421-901-0

DESKRIPSI

Seseorang tidak akan kaget jika mendengar ungkapan ‘menangis itu sakit’, namun ia akan bertanya-tanya dan berusaha mencari jawaban jika dikatakan ‘menangis itu sehat’. Benarkan menangis itu sehat? Bukankah menangis itu menunjukkan kondisi psikologis yang depresi, cemas dan cengeng? Sampai batas-batas manakah menangis itu sehat? Perlukah klinik khusus untuk menangani problem tangisan? Dan masih banyak pertanyaan lagi yang menggugah pemikiran dokter, psikister dan terapis spiritual (al-thabib al-ruhani) berkenaan dengan tangisan itu.

Seorang psikiater menerima seorang pasien yang depresi akibat ditinggal pergi pacarnya. Ketika duduk di kursi berhadapan dengan sang psikiater, sang pasien hanya diam seribu bahasa, wajahnya murung dan sedikit terlihat malu-malu. Sang psikiater bertanya dengan nada merdu “apa masalah anda, coba ceritakan.” Sang pasien tetap diam, sambil mengangkat tangan untuk menutupi wajah yang telah keluar air mata. Sang psikiater mengulang lagi pertanyaannya, dan sang pasien pun tetap diam, bahkan ia terlihat menangis agak keras. Mensikapi kondisi yang tidak komunikatif itu, sang psikiater akhirnya menyarankan agar sang pasien pulang terlebih dahulu, dan diminta kembali jika kondisi jiwanya lebih baik. Tiga hari kemudian sang pasien datang, dan uniknya mengulangi kejadian yang mirip sebelumnya. Sebagaimana saran semula, sang psikiater menyarankan agar sang pasien pulang terlebih dahulu, dan diminta kembali jika kondisi jiwanya lebih baik. Tiga hari kemudian ia datang dengan wajah yang riang dan tak sedikit pun terlihat adanya gejala kejiwaan di dalam dirinya. Sang psikiater bertanya “apa tujuan anda ke sini, jangan-jangan kamu hanya menangis saja.” Sang pasien bilang “aku berterima kasih padamu, aku sekarang sudah merasa tenang.” Setelah memberikan uang jasa pelayanan psikologis, sang pasien pulang. Sang psikiater pun terbengong, sebab ia tidak memberi pelayanan apa-apa, namun pasiennya telah sembuh. Sang psikiater akhirnya menduga-duga bahwa pasiennya sembuh karena tangisan, sebab tangisannya memiliki arti komunikasi psikologis yang menyehatkan dan merupakan upaya ifragh (pelampiasan kekesalan jiwa).

Ilustrasi itu sekalipun belum mampu mengkaver seluruh fenomena psikologis manusia, namun dapat memberi pemahaman pada kita bahwa persoalan menangis itu unik. Individu akan menangis dalam kondisi apapun, seperti keadaan cemas atau bahagia; di saat sunyi atau hiruk-pikuk; di waktu siang atau malam; dan tak kenal masa kanak-kanak, remaja atau orang dewasa; laki-laki atau perempuan; kafir atau mukmin; orang yang bodoh atau orang yang cerdas; dan sebagainya. Namun yang menjadi persoalan di sini adalah seberapa jauh batas toleransi seseorang dikatakan menangis yang sehat?; dan seberapa dalam nilai, hikmah dan makna tangisan itu bagi seseorang?. Kedua persoalan inilah yang dijawab tuntas dalam buku ini, sekalipun masih ada kekurangan disana sini.

Buku yang berjudul “Apa Arti Tangisan Anda; Seri Psikologi Islam” di hadapan ada ini sengaja dibuat secara sederhana, dengan tujuan agar dapat dipahami oleh semua kalangan. Segmen pasarnya tidak semata-mata untuk kalangan akademisi, tetapi juga masyarakat pada umumnya. Karenanya, penulis mengkemas buku ini dengan bahasa yang semi ilmiah atau semi populer. Aspek ilmiahnya terlihat pada penggunaan foot note, mengemukakan ‘paradigma’, dan penggunaan istilah-istilah khusus yang lazim dipakai dalam wacana psikologi. Sedang aspek populernya terlihat pada cerita-cerita kasus, adanya puisi atau nyanyian dan alur bahasa penulisan yang lazim dipakai dalam bahasa populer.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar; Pengertian Menangis; Pendekatan Memaknai Tangisan; Fungsi Mempelajari Macam-Macam Tangisan; Tangis sebagai Ekspresi Penderitaan Batin; Tangis sebagai Ekspresi Pengaduan dan Munajat; Tangis sebagai Ekspresi Kekhusyukan; Tangis sebagai Ekspresi Kegembiraan; Tangis sebagai Ekspresi Penderitaan Pisik; Makna Tangisan Bayi dan Menjelang Ajal Tiba; Antara Tangis dan Tawa; Tangis dan Kepribadian; Kiat Meredakan Tangisan; Pengukuran Arti Tangisan; Daftar Kepustakaan